Menurutnya, alangkah lebih baik jika bangunan-bangunan tersebut dihibahkan untuk asrama mahasiswa, ketimbang puluhan tahun dibiarkan kosong tanpa perawatan hingga ditumbuhi semak belukar.
‘’Perumahan DPRD kosong begitu, disisi lain mahasiswa berteriak kesulitan bayar sewa rumah kos. Dari pada terbiar, akan lebih baik dipakai mahasiswa,” ucapnya.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, wakil ketua DPRD Nunukan, Andi Maryati, bersama ketua Komisi II, Andi Fajrul Syam dan juga Sekretaris Komisi I, Muhammad Mansur berjanji memperhatikan semua tuntutan dan menjadikan skala prioritas ke depan.
“Ini aspiras adik-adik mahasiswa, saya sepakat harusnya ada asrama untuk warga pedalaman yang hendak berkuliah di Nunukan,” kata Andi Fajrul.
Namun begitu, semua tuntutan mahasiswa perlu pembahasan lebih jauh agar keinginan dapat penuhi semua pihak. DPRD siap membantu aspirasi perbaikan dunia pendidikan di Nunukan karena tanpa pendidikan rusaklah anak bangsa.
“Kami akan memanggil pihak kampus Poltek Nunukan dalam pertemuan Rapat Dengar Pendapat pada Senin 24 Februari 2025,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi I DPRD Nunukan, Muhammad Mansur menerangkan pemerintah Nunukan sudah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk pendidikan sekitar 22 persen dari APBD.
“Saya kira anggaran pendidikan sudah cukup besar ya, bahan kami juga sudah mengesahkan APBD tahun 2025 untuk pendidikan sebesar Rp 477 miliar,” terangnya.
Hal penting dari demonstrasi mahasiswa ini adalah tuntutan perbaikan beasiswa, Mansur sepakat meminta pemerintah memperbesar anggaran beasiswa di tahun 2025 agar jumlah penerima lebih banyak lagi.
Mansur juga mewanti wanti manajemen Kampus Poltek Nunukan untuk berbenah, kebijakan kampus yang merugikan mahasiswa, menjadi jawaban, mengapa selama ini kampus Nunukan sepi pendaftar.
Untuk memperjuangkan aspirasi ini, Mansur berencana meminta data penerima beasiswa ke Pemerintah Nunukan. Dari data itu akan diketahui berapa anggaran dan berapa jumlah pelajar serta mahasiswa penerima bantuan.