“Tidak hanya akan membuka peluang bagi peningkatan pendapatan petani, tapi juga bisa memperkuat ketahanan pangan lokal,” ucap Firman.
Sekretaris Komisi II DPRD Nunukan, Ramsah menambahkan perlu ada kebijakan yang mendukung pengolahan rumput laut untuk menjadi sebuah produk bernilai tinggi, sehingga hasil usaha memberikan kontribusi pada pengembangan industri lokal.
“Rumput laut bisa menjadi sektor unggulan di bidang kelautan apabila dikelola dengan baik dan tentunya tanpa merusak lingkungan,” bebernya.
Sementara itu, akademisi sekaligus peneliti budidaya rumput laut dari UBT, Nur Hikmah menuturkan rumput laut merupakan budidaya yang terbilang seksi, terutama untuk daerah pesisir di Kalimantan Utara.
“Kabupaten Nunukan memiliki kondisi perairan yang mendukung untuk pertumbuhan rumput laut, baik dari segi kualitas air maupun keragaman ekosistem laut,” bebernya.
Perairan di Nunukan menjadi salah satu daerah penghasil terbesar rumput laut di Indonesia. Budidaya rumput laut memiliki berbagai keuntungan, mulai dari nilai ekonomi yang cukup tinggi, hingga mendukung keberlanjutan ekosistem laut.
“Rumput laut merupakan komoditas yang masuk pasar internasional sebagai bahan baku industri pangan dan kosmetik,” tuturnya.
Dengan teknologi dan sistem budidaya yang tepat dan diimbangi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, potensi budidaya rumput laut dapat berkembang lebih optimal dengan hasil panen lebih besar.