Angka Stunting Nunukan Turun dari 30,5 % jadi 15,8 %

oleh -1,730 views
oleh
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Nunukan Hj. Miskia

“Terkadang sasaran stunting tinggi tapi orang-orangnya tidak ditempat, ternyata mereka itu pendatang pekerja migran deportasi yang setiap saat bisa menghilang,” ujarnya.

Untuk memperbaiki angka stunting, tim kesehatan puskesmas melakukan intervensi keberadaan stunting dan memvalidasi jumlah. Warga yang sebelumnya stunting dikeluarkan dari data apabila tidak berada di tempat.

Pelayanan stunting berlaku bagi seluruh warga yang berada di Nunukan tanpa melihat identitas kependudukan, bahkan sekalipun tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) tetap diberikan penanganan kesehatan.

“Banyak PMI deportasi bikin KTP di Nunukan, setelah KTP selesai mereka kembali ke Malaysia, padahal waktu di data mereka masuk kategori stunting,” terangnya.

Tidak hanya keluarga tidak mampu, stunting dapat menyerang siapa saja ketika perilaku pola sejak sejak usia remaja tidak baik, karena itulah, Pemerintah Nunukan giat melakukan penyuluhan di lingkungan masyarakat.

Saat ini Pemerintah Nunukan fokus menangani balita-balita yang baru dilahirkan berisiko stunting, sedangkan pada balita usia 2 tahun keatas terlanjur stunting tetap diberikan pendampingan pengobatan pada otaknya.

“Kalaupun balita itu sudah terlanjur stunting dengan tinggi dan berat badan dibawah standar, setidaknya perkembangan otaknya baik normal, makanya diberikan tambahan gizi” bebernya.

No More Posts Available.

No more pages to load.