Petani Sayuran di Nunukan Keluhkan Sulitnya Memasarkan Hasil Panen

oleh -2,889 views
oleh
Anggota DPRD Nunukan Adama bersama petani berada di lahan kebun cabe rawit milik petani Kecamatan Nunukan Selatan 

“Pernah hasil panen saya busuk-busuk tidak terjual semua, kalau sudah begitu rugi sampai habis modal,” ucapnya.

Jarak lokasi perkebunan kelompok tani 752 dengan pasar tradisional Nunukan cukup jauh sekitar 25 menit, jauhnya jarak ini tentunya berpengaruh terhadap biaya transportasi yang harus dibayar petani menuju pasar.

Tidak jarang petani pasrah menerima sayuran di borong oleh tengkulak dengan harga rendah, ketimbang kembali membawa pulang sayuran masuk kebun atau disimpan di rumah karena beresiko busuk.

“Dijual harga rendah pasti rugi, tapi kalau tidak dijual busuk cabe dan tomat, inilah kami serba salah kalau harga rendah,” terangnya.

Meski harga sayuran tidak stabil, sebagian kelompok tani di Kecamatan Nunukan Selatan sangat berterima kasih dengan anggota DPRD Nunukan Adama yang selalu membantu memberikan bibit sayuran secara gratis.

Kehadiran Adama sangat mengurangi beban petani dalam menyiapkan bibit, bahkan anggota DPRD asal PKS ini sering membantu peralatan pertanian seperti cangkul, sekop dan gerobak artco dan lainnya.

“Satu satunya anggota DPRD Nunukan yang sering membantu petani hanya Adama, beliau tiap tahun ketemu petani kasih bibit, bawang, cabe rawit, timun dan tomat,” ungkapnya.

Tidak hanya membantu bibit dan peralatan tani, Adama gemar mendengarkan keluhan petani mendapatkan pupuk subsidi dan memenuhi kebutuhan bibit yang harganya semakin meningkat setiap tahun.

No More Posts Available.

No more pages to load.