Selain menentukan jadwal makan MBG, Rustiningsih menuturkan sekolah sudah mengirimkan data 24 anak yang alergi terhadap lauk tertentu kepada grup MBG Nunukan, data ini akan menjadi rujukan bagi penyedia mengatur lauk di tiap sekolah.
Rata-rata dari anak alergi tersebut menyebutkan tidak mengkonsumsi atau makan telur, ikan tongkol, udang, kepiting dan cumi. Data jumlah anak alergi ini sebagai antisipasi agar program MBG tidak menimbulkan dampak buruk.
“Takutnya nanti program ini malah menjadi masalah, makanya sekolah mendata anak-anak alergi. Kalau lauknya ayam makan semua,” bebernya Rustiningsih sambil tersenyum.
Program MBG tidak hanya memperbaiki gizi pada tubuh, anak-anak yang bisanya membawa bekal atau diantar bekal oleh orang tuanya untuk makan di istirahat siang tidak perlu repot lagi menyiapkan dari rumah.
MBG juga akan mengurangi anak-anak belanja makanan di sekolah, apalagi kantin SMPN 1 Nunukan dibongkar untuk persiapan renovasi, sehingga kantin tidak menjual menu-menu makanan berat.
“Sekolah kami tiap Jumat menggelar makan bareng dibawa dari rumah, adanya program MBG ini anak-anak tidak lagi bawa bekal dari rumah,” tutupnya.