NUNUKAN – Dana pengelolaan darah Palang Merah Indonesia (PMI) Nunukan, Kalimantan Utara, terganggu akibat tunggakan hutang pembelian darah yang belum diselesaikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan.
“Kalau ditanya apakah ada pengaruhnya, jawabnya pasti sangat berpengaruh terhadap sisi pelayanan stok darah,” kata Ketua PMI Nunukan Kaharuddin Tokong, Selasa (11/06/2024).
Tunggakan utang tahun 2024 sebesar Rp 500 juta RSUD Nunukan tidak hanya mempengaruhi pada pengelolaan darah, tapi juga berdampak terhadap kebutuhan peralatan sarana dan prasarana yang dihasilkan dari pengolahan dana darah di PMI.
Pengelolaan darah memerlukan biaya cukup besar karena semua peralatan seperti kantong darah, regen, timbangan darah, HB meter dan lainnya harus dibeli, kalaupun bisa di utang, tentu ada batas waktu.
“Gara-gara RSUD Nunukan utang ke PMI, kami juga ikut berhutang di pihak ketiga vendor,” sebutnya.
Dalam situasi tertentu, PMI Nunukan terpaksa harus pinjam kantong darah dan lainnya ke PMI Tarakan, persoalan ini tidak lepas dari menumpuknya hutang PMI Nunukan pihak vendor, sehingga rekaman tidak bersedia memberikan barang.
Kaharuddin menerangkan, pelayanan darah harus cepat karena menyangkut nyawa manusia. Oleh itulah, PMI selalu berusaha menyiapkan keperluan alat-alat donor darah, meski harus pinjam ke PMI di kota lain.