Selain ketepan waktu distribusi makan, pihak sekolah berharap menu buah bisa berganti-ganti, ada sebagian anak tidak suka buah semangka atau pisang, begitu pula untuk menu lauk agar bisa berganti.
“Buahnya masih satu jenis semangka. Lauknya juga kalau bisa diganti-ganti jangan tahu terus atau ayam terus, sekali-sekali ikan campur tahu,” bebernya
Meski perlu evaluasi perbaikan, pada dasarnya program MBG berjalan cukup sukses, semua makanan habis disantap, kecuali ada sebagian anak kurang selera makan karena tidak terbiasa makan lauk ýang disiapkan.
Untuk itu, Muhyiddin berharap pihak sekolah bisa menyiapkan menu lauk dalam dua jenis, misalnya ada tahu dan ikan atau ada telur dan ayam, terkadang ada anak alergi makan ikan tapi bisa makan ayam, begitu pula sebaliknya.
“Misalnya ada anak elergi makan ayam jadi tidak termakan makannya, makanya kami sarannya menu lauk tidak satu jenis biar anak bisa memilih,” ujarnya.
Bersamaan berjalannya program MBG, pihak sekolah berinisiatif membuat inovasi timbang badan tiap 3 bulan sekali, inovasi ini bertujuan mengetahui apakah program berhasil meningkatkan berat pertumbuhan badan dan daya tahan tubuh.
Tidak hanya timbang berat badan, sekolah berinovasi menyiapkan ukuran tinggi badan kepada semua pelajar sebagai pembanding pertumbuhan badan sebelum mengikuti MBG dan setelah program ini berjalan.
