Cerita Petani Rumput Laut Nunukan Ditengah Harga Tak Kunjung Naik Sejak 2024

oleh -363 views
oleh
Penjemuran rumput laut dengan cara digantung

NUNUKAN.LK– Dunia usaha rumpur laut kering di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami fase sulit semenjak anjloknya harga jual sepanjang dua tahun terakhir. Tidak sedikit petani mengakhiri usahanya dengan gantung tali.

Belum ada perbaikan harga sejak tahun 2024, harga tertinggi masih dikisaran Rp 13.000 untuk rumput laut kadar keringan 38,” kata Ketua Koperasi Rumput Laut Mamolo Sejahtera, Kamaruddin, Rabu (30/04/2025).

Anjloknya harga rumput laut Nunukan dipengaruhi oleh masih rendahnya kualitas hasil budidaya dan menurunnya ekspor keluar negeri, namun begitu daya beli pabrik atau perusahaan dalam negeri terhadap rumput laut masih tinggi.

Bertahannya harga jual tertinggi di kisaran Rp 13.000 per kilogram hendaknya disikapi semua pihak tidak hanya petani, pemerintah daerah melalui dinas terkait harusnya ikut berpikir membantu petani memperbaiki kualitasnya.

“Harga terendah Rp 8.000 kadar kekeringan 45-50. Kenapa terjadi begini karena petani sendiri malas untuk mengeringkan rumput laut sesuai standar ekspor,” bebernya.

Meski harga tidak kunjung naik, masih ada ratusan petani di pulau Nunukan dan Sebatik bertahan di usaha rumput laut karena dengan harapan suatu saat harga kembali membaik seperti tahun 2023, dengan harga Rp 42.000 per kilogram

Selain itu, petani yang sudah terlanjur mengeluarkan biaya puluhan juta untuk pemasangan pondasi tiang dan tali bentangan rumput laut tidak mungkin lagi beralih mencari pekerjaan dalam waktu singkat.

No More Posts Available.

No more pages to load.