Tim SAR Gunakan Boing dan Heli Bell Sisir Lokasi Hilangnya Pesawat Smart Air di Krayan

oleh -351 views
oleh
Heli Bell 412 milik Kodam VI Mulawarman turut membantu pencarian pesawat hilang di Krayan (foto : Istimewa)

NUNUKAN.LIPUTAN.KALTARA -Tim Basarnas Tarakan bersama personel Polsek Krayan, menghentikan sementara pencarian pesawat Smart Air PK-SNE jenis Polatus rute Tarakan – Binuang, Kecamatan Krayan Tengah, yang dikabarkan hilang kontak dan diduga terjatuh.

Pesawat Smart Air PK-SNE berangkat dari bandara Tarakan pukul 08:25 membawa 2 penumpang yaitu, Capt. M Yusuf (29) alamat Cluster Botanical Garden III No. 9, Bekasi Selatan dan Deni S (27) belum diketahui alamat domisili

Kepala Basarnas Tarakan Syahril mengatakan, pencarian pesawat Smart Air hilang kontak dihentikan pukul 19:00 Wita, karena kondisi alam yang mulai gelap sehingga tidak memungkinkan tim Basarnas melakukan penyisiran.

“Pencarian dimulai pukul 11.23 Wita menggunakan pesawat PK-SNO dari Long Bawan menuju Binuang berdasarkan lokasi spider koordinat 3°37’34.58″N 116°24’51.46″E,” kata Syahril dalam press release, Jum’at (08/03/2024).

Memasuki pukul 14:26 Wita, pesawat PK-SNG dan PK-VVU melakukan penyisiran dari Malinau ke Binuang dengan koordinat yang berhasil ditangkap oleh LUT Singapura pada koordinat 3°44’10.00″N 115°50’53.58″E dan Australia pada koordinat 3°44’9.10″N 115°55’45.36″.

“Pesawat PK-SNG dan PK-VVU sudah menyelesaikan penyisiran, saat ini posisinya ada di Malinau untuk mengisi bahan bakar,” sebutnya.

Penyisiran hilang pesawat dibantu oleh Heli Bell 412 EPI REG. HA. 5224 milik Kodam VI Mulawarman yang take off dari Tarakan menuju Binuang pukul 17:43 Wita membawa 6 orang rescuer kansar Tarakan dan 4 Crew Heli.

Pencarian pesawat oleh Heli Bell mengikuti petunjuk LUT Australia pada koordinat 3°44’9.10″N115°55’45.36″, akan tetapi pandangan tertutup awan dan dilokasi penyisiran terdapat banyak bukit tinggi.

“Kami dapat kabar dari masyarakat setempat mendengar letupan – letupan diduga mungkin hasil letupan dari pesawat,” jelasnya.

Sebelum terdengar suara letupan, Syahril menuturkan seorang pekerja di daerah Binuang sempat melihat pesawat Pilatus melintas diatas camp penginapan dan mendengar suara dentuman keras.

“Kepala desa Binuang bersama masyarakat berjalan kaki mencari sumber lokasi suara dentuman itu,” terangnya.

Hingga saat ini, tim Basarna belum berhasil menemukan titik terang apakah suara letupan dan dentuman keras itu berasal dari pesawat jatuh, tim juga kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat disana karena sulitnya sinyal.

“Tim rescue Gabungan kembali di bandara Malinau untuk debriefing dan akan dilanjutkan besok menunggu cuaca baik,” ungkapnya.