NUNUKAN.LIPUTANKALTARA – Puluhan tahun bermukim dan bekerja di Sabah, Malaysia tidak membuat Hamidah dan keluarganya melupakan Indonesia, Wanita berusia 46 tahun ini masih menyempatkan diri datang ke perbatasan Sebatik untuk mengikuti pemungutan suara.
Hamidah beserta anak dan menantunya tampak tersenyum bahagia usai menyalurkan hak suaranya Tempat Pemungutan Suara (TPS) 07 yang berada di Dusun Abadi I, Desa Aji Kuning Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
“Saya sudah 20 tahun lebih bermukim dan bekerja di perkebunan sawit Malaysia, anak dan suami bahkan cucu kumpul di sana,” kata Hamidah, Kamis (22/02/2024).
Pemilu adalah pesta demokrasi bagi bangsa Indonesia dan sebagai anak bangsa Hamidah sangat menyadari ada kewajiban bagi dirinya menyisihkan waktu untuk kembali di Indonesia mengikuti pemungutan suara.
Kesadaran itu terbangun sejak dirinya masih berusia muda hingga memiliki anak dan cucu, terlebih lagi setelah semua keluarganya difasilitasi oleh Ketua RT 05 Dusun Abadi I untuk menjadi penduduk tetap Sebatik Tengah.
“Kami semua memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), tapi kami tidak punya rumah di Sebatik, makanya alamat KTP kami di rumah pak Dusun,” ucapnya.
Keluarga Hamidah bermukim di kawasan perkebunan kelapa sawit Pisapisa Malaysia, yang wilayahnya berbatasan langsung dengan daratan di Desa Aji Kuning dengan jarak tempuh berjalan kaki sekitar 15 menit.
Tidak hanya disaat Pemilu, Hamidah dan anak-anaknya kerap kali datang ke pulau Sebatik untuk membeli keperluan hidup, Pasalnya jarak tempuh ke pulau Sebatik lebih dekat ketimbang ke pusat kota di Tawau, Sabah, Malaysia.