Pengelolaan Darah di PMI Terganggu Akibat RSUD Belum Bayar Hutang Rp 651 Juta

oleh -269 views
oleh
Donar darah PMI Nunukan

NUNUKAN – Dana pengelolaan darah Palang Merah Indonesia (PMI) Nunukan, Kalimantan Utara, terganggu akibat tunggakan hutang pembelian darah yang belum diselesaikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan.

“Kalau ditanya apakah ada pengaruhnya, jawabnya pasti sangat berpengaruh terhadap sisi pelayanan stok darah,” kata Ketua PMI Nunukan Kaharuddin Tokong, Selasa (11/06/2024).

Tunggakan utang tahun 2024 sebesar Rp 500 juta RSUD Nunukan tidak hanya mempengaruhi pada pengelolaan darah, tapi juga berdampak terhadap kebutuhan peralatan sarana dan prasarana yang dihasilkan dari pengolahan dana darah di PMI.

Pengelolaan darah memerlukan biaya cukup besar karena semua peralatan seperti kantong darah, regen, timbangan darah, HB meter dan lainnya harus dibeli, kalaupun bisa di utang, tentu ada batas waktu.

“Gara-gara RSUD Nunukan utang ke PMI, kami juga ikut berhutang di pihak ketiga vendor,” sebutnya.

Dalam situasi tertentu, PMI Nunukan terpaksa harus pinjam kantong darah dan lainnya ke PMI Tarakan, persoalan ini tidak lepas dari menumpuknya hutang PMI Nunukan pihak vendor, sehingga rekaman tidak bersedia memberikan barang.

Kaharuddin menerangkan, pelayanan darah harus cepat karena menyangkut nyawa manusia. Oleh itulah, PMI selalu berusaha menyiapkan keperluan alat-alat donor darah, meski harus pinjam ke PMI di kota lain.

“RSUD Nunukan dari Februari sampai Mei 2024 belum bayar darah, belum lagi hutang tahun lalu, jadi totalnya sekitar Rp 651.000.000,” tuturnya.

Meski dalam kondisi kurang baik, PMI Nunukan tetap memberikan pelayanan, bahkan beberapa hari lalu PMI menggelar donor darah guna kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi sesegera mungkin untuk pasien.

Selama ini, lanjut Kaharuddin, PMI sangat terbantu dengan TNI dan Polri yang selalu sigap membantu memenuhi kebutuhan darah, termasuk jenis-jenis darah tertentu yang sulit didapatkan.

“Penderita DBD tidak boleh gunakan darah beku, kalau ada pasien begini, PMI harus cari donor darah baru, biasanya dari TNI dan Polri paling sigap,” bebernya.

Selain berdampak pada pengelolaan darah, keterlambatan RSUD Nunukan menyelesaikan hutang berpengaruh terhadap PMI dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga Unit Donor Darah (UDD).

Tenaga-tenaga UDD PMI adalah orang-orang yang dibekali dengan uji kompetensi untuk memperkuat diri dalam menghadapi berbagai masalah kemanusiaan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat,

“Orang UDD harus diberikan pendidikan khusus, apakah DI atau D2 termasuk ikut bimbingan teknis, kebetulan Kepala Dinas Kesehatan Nunukan pengurus PMI bidang UDD,” terangnya.