Warga Binaan Lapas Nunukan Isi Waktu Ramadhan dengan Pesantren Kilat

oleh -1,939 views
oleh
Warga binaan lapas Nunukan mengisi waktu ramadhan dengan pesantren kilat (foto : Lapas Nunukan)

NUNUKAN.LIPUTAN.KALTARA – Ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan mengikuti kegiatan keagamaan dalam bentuk pesantren kilat Ramadhan 1445 H/2024.

“Setiap pagi WBP berkumpul di masjid Darut Taubah Lapas Nunukan. Mereka mengisi waktu dengan aktivitas pesantren kilat di bulan suci Ramadhan,” kata Kalapas Nunukan Puang Dirham, Sabtu (30/03/2024).

Kegiatan keagaman selama Ramadhan mulai dari tadarus, tausiyah hingga belajar Al-Qur’an, termasuk pelaksanaan shalat tarawih berjamaah dengan tujuan mendekatkan diri kepada sang pencipta sehingga memberikan suasana yang penuh kedamaian

Pesantren kilat Lapas Nunukan diadakan rutin setiap Ramadhan bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nunukan, Kemenag dan ormas keagamaan lainnya yang bertugas sebagai pengajar dan pemberi materi.

“Harapannya warga binaan mendapatkan ilmu dan pesan yang baik sehingga membuat diri menjadi lebih baik,” bebernya.

Tidak hanya bagi warga binaan, kegiatan keagamaan ini hendaknya dimanfaatkan  bagi semua pihak termasuk petugas Lapas Nunukan, karena agama adalah hal penting dalam membentuk jati diri manusia.

Warga Lapas Nunukan yang mengikuti kegiatan keagamaan menyatakan rasa senang dan bahagianya karena mendapatkan pengajaran tentang agama selama bulan Ramadhan, mereka antusias mendengarkan tausiah para ustad.

“Alhamdulillah mereka senang sekali belajar ngaji, dengar tausiah – tausiah keagamaan. Semoga mereka mendapatkan kebaikan dan ketaqwaan,” ujarnya.

Sebelumnya, Lapas Nunukan kedatangan ustad Dimas dari Polres Nunukan berpakaian seragam Polri memimpin shalat isya dan tarawih bersama dengan 127 warga binaan dari blok Singosari, blok Kartanegara dan blok majapahit

Dalam tausiahnya, ustad Dimas mengatakan pelaksanaan shalat tarawih di Lapas bukan hanya sekedar ibadah, tetapi sekaligus membangun solidaritas dan kepedulian di antara warga binaan.

“Ramadhan sebagai sarana Refleksi Untuk menjadi Pribadi yang Lebih Baik. Selalu mendekatkan diri kepada Allah, dengan segala keadaan kita diwajibkan hanya meminta kepada allah karena cuma allah yang bisa menolong kita,” bebernya.

Dimas juga berpesan kepada seluruh warga binaan bahwa keterbatasan tidak dapat menghalangi pertumbuhan spiritualitas dan semangat untuk merayakan bulan suci Ramadhan seseorang meski berada di lingkungan Lapas.