NUNUKAN.LK– Menstabilkan harga dan meningkatkan kualitas rumput laut menjadi salah satu visi misi janji Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Nunukan, Basri – Hanafiah. Program ini akan dibuktikannya ketika memenangkan Pilkada tahun 2024.
“Kenapa harga tidak menentu dan cenderung merugikan petani, semua itu akibat kurang terlibatnya pemerintah daerah dalam membantu sistem perdagangan rumput laut,” kata juru Bicara Paslon Basri – Hanafiah, H. Ladullah, Sabtu (26/10/2024).
Keterlibatan pemerintah dalam sistem budidaya dan perdagangan rumput laut sangat menentukan dalam pengembangan bisnis masyarakat. Pemerintah bisa mengambil peran sebagai penghubung atau mencari perusahaan pembeli serta penyedia bantuan.
Selama ini, lanjut dia, perdagangan rumput laut Nunukan sangat ditentukan oleh tengkulak, bahkan peran pedagang nakal ini bisa menekan harga ditingkat petani dengan sangat rendah dikisaran Rp 10.000 per kilogram kering.
“Saya dengar informasi, kalau ada salah satu pembeli menaikan harga, mereka pasti di telpon sesama pengusaha untuk menurunkan harga,” sebutnya.
Dalam beberapa kegiatan kampanye, Paslon Basri – Hanafiah sering kali menyampaikan akan membantu petani rumput laut menstabilkan harga, setidaknya harga jual diatas biaya produksi budidaya antara Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per kilogram kering.
Untuk itu, Basri – Hanafiah telah menyusun berapa konsep yang dipandang mampu membantu perdagangan petani yang salah satunya, menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur sistem perdagangan dengan harga terendah dan kualitas barang.
“Kita harus punya regulasi mengatur berapa harga terendah, begitu pula kualitas harus diatur sesuai pasar. Kalau keduanya bisa dijalankan, yakinlah harga pasti kembali membaik,” sebutnya.
Ladullah mengatakan, Basri – Hanafiah juga sangat respek terhadap keluhan pedagang yang selama dipungut biaya-biaya terlalu besar oleh oknum-oknum tertentu dalam tiap pengiriman barang di pelabuhan Nunukan.
Tingginya biaya angkut kapal, tarif masuk pelabuhan dan terlebih pungut di luar ketentuan resmi secara tidak langsung berimbas pada harga jual ditingkat petani, sebab pedagang memasukan pungutan tersebut sebagai biaya yang harus dihitung.
“Pak Basri janji kalau beliau jadi Bupati Nunukan, pungutan-pungutan itu akan dipangkas, setidaknya tidak terlalu besar seperti sekarang,” tegasnya.
Olah Sampah jadi Panahan Ombak
Selain persoalan harga dan kualitas rumput laut, Basri- Hanafiah akan memperhatikan imbas dari semakin besarnya usaha rumput di pulau Nunukan dan Sebatik, yakni persoalan sampah botol bekas pelampung rumput laut.
Sampah-sampah bekas botol rumput laut sudah sangat mencemari perairan Nunukan, kondisi ini tidak baik bagi kesehatan dan lingkungan tempat tinggal warga yang berada di sepanjang pesisir pantai atau laut.
“Jangan hanya mencari keuntungan dari laut. pikirkan juga kesehatan lingkungan dan dampak buruk dari sampah – sampah itu,” terangnya.
Terhadap persoalan ini, Basri – Hanafiah dengan slogan Bahagia akan menciptakan inovasi baru dengan cara mengumpulkan sampah bobot-botol plastik untuk dilakukan daur ulang dijadikan material penahan ombak.
Inovasi paslon Bahagia di sektor sampah rumput laut ini memanfaatkan mesin pengolahan sampah yang sudah ada, dimana hasil daur ulang sampah yang berbentuk blok-blok bisa menjadi penahan abrasi pesisir pantai.
“Bahan baku ada, mesin pengolahan ada. Sekarang tinggal niat dari pemerintah untuk aktif berpikir menciptakan inovasi baru mengatasi sampah,” bebernya.
Sumber : Tim Pemenangan Bahagia