Petani Sayuran di Nunukan Keluhkan Sulitnya Memasarkan Hasil Panen

oleh -2,622 views
oleh
Anggota DPRD Nunukan Adama bersama petani berada di lahan kebun cabe rawit milik petani Kecamatan Nunukan Selatan 

NUNUKAN – Sejumlah kelompok tani tanaman sayur di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan sulitnya memasarkan hasil panen dengan harga yang pantas sesuai kebutuhan biaya produksi.

“Penen sayuran kita cukup berlimpah, tapi kadang kami kesulitan menjual hasil tanaman dalam jumlah besar,” kata ketua kelompok tani 752 Nunukan, Dali pada Selasa (02/07/2024).

Tergabung dalam kelompok tani 752 yang beralamat di Jalan Mambunut, Imam Bonjol, Kecamatan Nunukan, Dali bersama teman-temannya memulai pembukaan lahan tani sejak tahun 2008 dengan jumlah anggota kelompok 16 orang.

Tiap anggota kelompok tani menggarap lahan seluas 2 hektar dengan tanaman jenis sayuran cabe rawit, timun, tomat, bawang merah, jagung dan sesekali mengembangkan tanaman buah lemon.

“Kalau bisa pemerintah buatkan koperasi yang bisa membeli hasil panen petani, jadi kami tinggal bawa kesana, tidak repot-repot lagi mencari penjual,” sebutnya.

Akibat sulitnya memasarkan hasil panen, banyak dari petani membatasi jumlah bibit yang harus ditanam, padahal luasan lahan masih cukup untuk mengembangkan usaha pertanian dalam jumlah lebih besar.

Tidak jarang hasil panen petani membusuk karena tidak habis terjual, kalaupun dipaksakan dijual, harga pasti sangat rendah, karena perdagangan sayuran di pasar tradisional Nunukan dikendalikan oleh tengkulak.

“Pernah hasil panen saya busuk-busuk tidak terjual semua, kalau sudah begitu rugi sampai habis modal,” ucapnya.

Jarak lokasi perkebunan kelompok tani 752 dengan pasar tradisional Nunukan cukup jauh sekitar 25 menit, jauhnya jarak ini tentunya berpengaruh terhadap biaya transportasi yang harus dibayar petani menuju pasar.

Tidak jarang petani pasrah menerima sayuran di borong oleh tengkulak dengan harga rendah, ketimbang kembali membawa pulang sayuran masuk kebun atau disimpan di rumah karena beresiko busuk.

“Dijual harga rendah pasti rugi, tapi kalau tidak dijual busuk cabe dan tomat, inilah kami serba salah kalau harga rendah,” terangnya.

Meski harga sayuran tidak stabil, sebagian kelompok tani di Kecamatan Nunukan Selatan sangat berterima kasih dengan anggota DPRD Nunukan Adama yang selalu membantu memberikan bibit sayuran secara gratis.

Kehadiran Adama sangat mengurangi beban petani dalam menyiapkan bibit, bahkan anggota DPRD asal PKS ini sering membantu peralatan pertanian seperti cangkul, sekop dan gerobak artco dan lainnya.

“Satu satunya anggota DPRD Nunukan yang sering membantu petani hanya Adama, beliau tiap tahun ketemu petani kasih bibit, bawang, cabe rawit, timun dan tomat,” ungkapnya.

Tidak hanya membantu bibit dan peralatan tani, Adama gemar mendengarkan keluhan petani mendapatkan pupuk subsidi dan memenuhi kebutuhan bibit yang harganya semakin meningkat setiap tahun.

“Dana aspirasi DPRD pak Adama digunakan membantu pengembangan pertanian di Nunukan. Kalau saja ada 3 orang anggota DPRD begini, pasti enak petani kita,” ungkapnya.