NUNUKAN – Kantor Imigrasi kelas II Nunukan, Kalimantan Utara, mendeportasi seorang Warga Asing (WN) Malaysia yang kedapatan masuk wilayah Indonesia secara ilegal dan mengikuti pertandingan turnamen bola futsal di Nunukan.
Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan, Jodhi Erlangga mengatakan, WN Malaysia Muhammad Madi Bin Makmur (19) dideportasi melalui pelabuhan Tunon Taka Nunukan menggunakan kapal cepat MV. Purnama Ekspres.
“Muhammad Madi diamankan Rabu 26 Juni 2024 dan di deportasi ke Tawau, Sabah, Malaysia Jumat 28 Juni 2024 pukul 11:00 Wita,” kata Jodhi Erlangga, Sabtu (29/06/2024).
Pendeportasian WN Malaysia ilegal dibekali dengan surat Surat Keputusan kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan Nomor W.18.IMI.IMI.4-GR.04.05-815 tanggal 28 Juni 2024 tentang Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi terhadap WN Malaysia.
Identitas pelaku dipastikan sebagai warga Malaysia sebagaimana tercantum dalam dokumen paspor miliknya yang menerangkan Muhammad Madi berdomisili di Jalan Batu 2 Apas, Tawau, Sabah, Malaysia
“Pelaku ini punya paspor tapi saat masuk Nunukan tidak digunakan dan terlihat sudah beberapa kali masuk wilayah Indonesia,” terangnya.
Penangkapan WN Malaysia bermula dari tim Inteldakim Imigrasi Nunukan melakukan pengawasan terhadap kegiatan turnamen bola futsal di Nunukan, dimana Madi diketahui menjadi bagian dari salah seorang pemain tim bola.
Keberadaan Madi di Nunukan melanggar Pasal 122 huruf (a) Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, sehingga patur diberikan Tindakan Administratif Keimigrasian berupa deportasi dan penangkalan.
“Pelaku juga dikenakan Cegah Tangkal (Cekal) masuk Indonesia selama 6 bulan dan apabila Cekalnya tidak diurus di Direktorat Imigrasi akan diperpanjang,” jelasnya.
Jodi menerangkan, Madi merupakan pemain bola Malaysia yang didatangkan ke Nunukan untuk membela salah satu tim bola futsal yang sedang bertanding di Gedung Olahraga (GOR) Sei Sembilang Nunukan.
Tim Inteldakim Imigrasi Nunukan yang berada di lokasi pertandingan mencurigai gerak gerik Madi, sehingga dilakukanlah pengamanan sekaligus pemeriksaan dokumen identitas kependudukan.
“Kebetulan Imigrasi ikut main di futsal itu, jadi kami bisa dengan mudah mengenali tiap pemain,” terangnya.