Penjelasan Nuzulul Qur’an Diperingati 17 Ramadhan, Tepat pada Lailatul Qadar?

oleh -1,557 views
oleh

Penjelasan Nuzulul Qur’an Diperingati 17 Ramadhan, Tepat pada Lailatul Qadar?

NUNUKAN.LIPUTAN.KALTARA – Umat Islam punya tradisi memperingati turunnya Al-Qur’an atau yang kerap disebut dengan peringatan Nuzulul Qur’an pada 17 Ramadhan. Biasanya dikemas dengan pengajian umum, aneka lomba, dan acara-acara lainnya yang bertujuan untuk memantapkan kecintaan umat Islam terhadap Al-Qur’an.

Jamak diketahui bahwa Allah swt menurunkan Al-Qur’an bertepatan pada malam yang disebut dengan Lailatul Qadar, sebagaimana dalam firman-Nya surat Al-Qadr ayat 1:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya, “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.”

Pertanyaannya adalah apakah Nuzulul Qur’an yang diperingati pada 17 Ramadhan berkaitan erat dengan Lailatul Qadar yang menjadi momentum turunnya Al-Qur’an?

Dalam artikel NU Online berjudul Mengapa Nuzulul Qur’an Diperingati 17 Ramadhan? dijelaskan bahwa peringatan Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa pada tanggal tersebut Rasulullah saw pada umur 41 tahun mendapatkan wahyu pertama kali. Yaitu Surat Al-‘Alaq ayat 1-5 ketika beliau berkontemplasi (berkhalwat) di gua Hira, Jabal Nur, kurang lebih 6 km dari Makkah.

Karena itu, Nuzulul Qur’an yang diperingati oleh umat Islam dimaksudkan itu adalah sebagai peringatan turunnya ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw yakni ayat 1-5 Surat Al-‘Alaq.

قْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Adapun Lailatul Qadar merujuk kepada malam diturunkannya Al-Qur’an dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Dikisahkan bahwa pada malam itu langit menjadi bersih, tidak nampak awan sedikitpun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas.

Terkait proses diturunkannya Al-Qur’an pada Lailatul Qadar, para ulama berbeda pendapat. Dhamir “hu” atau kata ganti yang merujuk kepada Al-Qur’an dalam ayat pertama surat Al-Qadr, apakah Al-Qur’an yang dimaksud dalam ayat itu adalah keseluruhannya, artinya Allah swt menurunkan Al-Qur’an sekaligus dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia) pada malam Lailatul Qadar, ataukah sebagiannya, yaitu bahwa Allah swt menurunkan pertama kali Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-‘Alaq ayat 1-5 pada malam Lailatul Qadar?

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Ibnu Abbas ra menjelaskan bahwa Al-Qur’an yang diturunkan pada Lailatul Qadar keseluruhannya, baru kemudian secara berangsur diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. (HR. Ath-Thabrani).