NUNUKAN.LIPUTAN.KALTARA – Sebanyak 48 petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nunukan, terdiri pejabat struktural dan staf serta anggota pengamanan mengikuti pelatihan penguatan tugas dan fungsi pemasyarakatan.
“Tujuan pelatihan ini untuk memberikan penekanan kepada petugas pemasyarakatan agar disiplin dalam bertugas serta tetap mematuhi aturan,” kata Kepala Lapas (Kalapas) Nunukan Puang Dirham, Minggu (25/02/2024).
Acara yang dilaksanakan di aula Pengayoman Lapas Nunukan dihadiri Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kemenkumham Kaltim, Heri Azhari yang sebelumnya memonitoring sarana areal hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Tidak hanya monitoring sarana areal hunian, Kadivpas melihat langsung sarana pengamanan melalui pengawasan kamera CCTV yang mampu memantau pergerakan dan kegiatan di lingkungan Lapas.
“Beliau memberikan banyak saran dan pendapat tentang cara menciptakan lingkungan Lapas tetap aman serta tertib,” sebutnya.
Dalam laporannya, Puang Dirham menuturkan kondisi Lapas Nunukan dalam situasi kondusif, dengan jumlah narapidana per tanggal 24 Februari 2024 sebanyak 1.279 WBP dan jumlah pegawai 74 orang.
“Dengan jumlah narapidana sebanyak itu tentunya diperlukan kerja keras dan kedisiplinan yang tinggi bagi petugas keamanan,” bebernya.
Sementara itu, Kadivpas Kemenkumham Kaltim Heri Azhari menekankan pentingnya Back to Basic atau pemahaman tentang tugas dan fungsi masing-masing lini dalam perencanaan menciptakan kerjasama.
“Dimulai dari jajaran tata Usaha agar maksimal menjadi supporting system, memberi informasi mengenai peraturan, formasi jabatan, hingga akses pendidikan dan memberlakukan reward and punishment.” Tuturnya,
Petugas keamanan Lapas harus mengerti pola dan tahu cara menarik hari warga binaan membawa ke arah positif. Untuk itulah, diperlukan adanya pelatihan penguatan tugas dan fungsi pemasyarakatan.
Salah satu menarik hari warga binaan dapat dilakukan dengan sistem jemput bola, memberikan informasi positif, berikan support kepada warga binaan hingga memaksimalkan fungsi kegiatan kerja.
“Dengan kita memperhatikan mereka, maka warga binaan merasa diperhatikan dengan baik sesuai fungsi kemasyarakatan,” bebernya.
Sikap perhatian petugas kepada warga binaan secara tidak langsung akan membentuk narapidana menjadi manusia seutuhnya, karena merasa terlindungi dan berada dilingkungan yang baik.
Heri juga mengingatkan pentingnya meningkatkan manajemen resiko dan komunikasi, Pasalnya, gangguan keamanan serta ketertiban biasanya muncul akibat terputusnya komunikasi antara petugas dan napi.
“Manajemen risiko sangat penting bagi petugas sebagai pengingat diri bahwa ada aturan dalam menjalankan tugas,” terang Heri.