Speedboat Mati Mesin, Tiga Nelayan Sebatik Hanyut Hingga Perairan Malaysia

oleh -133 views
oleh

NUNUKAN.LIPUTAN.KALTARA -Tiga nelayan asal pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, yang dibakarkan hilang saat memancing sejak 15 Februari 2024 di perairan pancang putih Sebatik ditemukan dalam keadaan selamat oleh petugas kantor Imigrasi Tawau, Sabah, Malaysia.

Kepala Sub Bidang Informasi Penanggulangan Bencana Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Muhammad Basir mengatakan informasi diamankannya 3 orang pemancing Sebatik diperoleh dari Pos Polairud Nunukan selang satu hari kejadian.

“Speedboat nelayan ini mati mesin dan hanyut terbawa arus sampai ke perairan Malaysia, beruntung mereka selamat dan saat ini berada di Tawau, Malaysia,” kata Basir pada Niaga.Asia, Rabu (21/02/2024).

Tiga nelayan tersebut adalah Joni Febi Mardiansyah (44) warga Bhakti Husada RT 03, Desa Sei Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur, Darwis (28) warga Jalan H. Beddu Rahim Rt 02, Desa Sei Pancang, Kecamatan Sebatik Utara dan Syair (40) warga Tarakan.

Kronologi awal hilangnya ketiga nelayan bermula dari Joni Febi Mardiansyah beserta 2 rekamanya meminta izin kepada istrinya untuk pergi memancing di perairan pancang putih sekitar pondasi rumput laut Desa Tanjung Karang, Kecamatan Sebatik.

Keberangkatan tiga nelayan tersebut menggunakan speedboat warga putih abu-abu mesin 40 PK dan Joni Febi Mardiansyah sempat berkata kepada istrinya nanti pulang Jumat 16 Februari sekitar pukul 04.00 Wita.

“Esok harinya istri Joni bangun tidur mau sholat subuh pukul 04:30 Wita melihat suaminya belum pulang, lalu menghubungi nomor ponsel suaminya tadi handphonenya tidak,” sebutnya.

Istri korban berusaha mencari informasi dengan warga dan pemancing lainnya, bersamaan dengan itu, BPBD menerima informasi dari pos Polairud Nunukan terkait adanya 3 nelayan pancing dibawa ke Malaysia.

Untuk memastikan informasi, BPBD memberangkatkan 1 team rescue untuk berkoordinasi dengan unsur-unsur terkait seperti Polsek Sebatik Timur, Satgas Pamtas dan pos Polairud bukit indah Sebatik.

“Kami sudah siapkan 1 unit speedboat, 3 buah kantong jenazah serta peralatan medis untuk berjaga-jaga siapa tahu nelayan ini benar-benar hilang di laut,” ujarnya.

Memasuki hari ke 2 pencarian, tim rescue BPBD berkoordinasi dengan pos Imigrasi di Sei Pancang Sebatik untuk meminta informasi terbaru, namun pihak Imigrasi Sebatik kesulitan menghubungi petugas Imigrasi Malaysia.

Upaya lainnya dengan menghubungi konsulat RI di Tawau, Sabah, Malaysia gagal mendapatkan informasi dikarenakan, konsulat RI di Tawau belum menerima laporan kejadian dan tidak mengetahui posisi korban.

“Imigrasi Sebatik berjanji akan memberikan informasi terbaru apabila telah terhubung dengan imigrasi Malaysia,” tuturnya.
Selanjutnya tim rescue BPBD Nunukan datang bertemu istri salah satu korban di Desa Sei Nyamuk, untuk mendapatkan info terkini menurut keteranganya bahwa 3 nelayan dalam keadaan sehat di kantor imigrasi Malaysia.

Disela pertemuan dengan warga sekitar rumah korban, BPBD Nunukan melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada nelayan untuk menjaga keselamatan di laut dan melengkapi diri dengan peralatan petunjuk arah.

“Rencannya istri korban hendak berangkat ke Tawau coba mengurus penyelesaian pembebasan suaminya,” tuturnya.